Heri Setiaji
Jogja, 25-04-2009
Terima kasih saya sampaikan kepada teman साया, ibu guru Dian Widiningsih atas inspirasinya। *) http://widi-mtk।blogspot।com/2009/02/amal.html
Kembali mengingat dan menegaskan apa tujuan hidup saya. Apa itu hidup? Untuk apa kita hidup?
Tujuan-tujuan syar'i terhadap manusia di atas bumi, sebagaimana diisyaratkan oleh Al Qur'an dikumpulkan dalam tiga hal, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ar-Raghib Al Ashfahani dalam kitabnya, "Adz-Dzarii'ah ilaa Makaarimisy-Syarii'ah," yaitu sebagai berikut:
1. Ibadah.
Sebagaimana firman Allah SWT:
"Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzaariyaat: 56)
2. Khalifah.
Sebagaimana firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan di bumi seseorang khalifah (Al Baqarah: 30)
3. 'Imaarah (memakmurkan bumi).
Sebagaimana firman Allah SWT
"Dialah (Allah) yang menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya..." (Hud: 61) *)
Apa yang perlu saya lakukan untuk mencapai tujuan hidup saya? Menyusun program kerja pribadi, melaksanakan, mengevaluasi dan menyusun ulang perbaikannya.
Penyusunan program kerja diawali dengan pemahaman tentang tujuan –hidup.
Tiga hal tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya. 'Imaarah (memakmurkan) ketika dilaksanakan dengan niat ikhlas, maka akan bernilai ibadah sekaligus melaksanakan tugas khilafah. Sedangkan ibadah dalam arti yang luas meliputi khilafah dan 'imaarah, dan tidak mungkin akan terwujud khilafah kecuali dengan adanya ibadah dan 'imaarah. *)
Berikutnya inventarisasi modal yang ada. Modal yang paling besar adalah waktu. Setiap yang hidup –apapun keadaannya- pasti memiliki waktu. Modal yang paling mahal berupa kesehatan, yang dapat dikaitkan dengan masa muda. Modal yang paling berharga yakni ilmu. Modal yang paling menunjang yaitu harta. Modal lainnya adalah keluarga, tetangga, saudara, teman, komunitas, masyarakat, bangsa negara dan dunia. Tetapi yang paling utama adalah modal iman, keyakinan akan ketuhanan Allah SWT.
Waktu sebagai modal yang besar namun sering dilupakan harus dimenej dengan baik. Jika sehari -24 jam- saya tidur dalam waktu 8 jam maka sisa waktu terjaga adalah 16 jam. Waktu bekerja –kuliah sekitar 8 jam juga, dengan asumsi mulai pukul 7.30 wib sampai 16.00 dan istirahat siang, makan dan sholat 30 menit. Delapan jam terakhir saya bagi menjadi 4 bagian yaitu ibadah, silaturahmi –termasuk rekreasi, pengembangan diri dan investasi.
Kesehatan semakin hari semakin berharga. Secara umum bertambah tahun bertambah banyak jenis penyakit yang ditemukan. Banyak penyakit aneh yang sebelumnya tidak dikenal menjadi deretan daftar yang harus diwaspadai. Apalagi beberapa diantaranya membutuhkan obat dan perlakuan –operasi maupun terapi- yang mahal, bahkan ada yang belum ditemukan obatnya. Secara pribadi, kesehatan saya juga akan menurun. Lambat laun tubuh akan semakin lemah dan rentan dengan penyakit. Penyakit yang pasti tidak dapat dihindari kecuali dengan mati adalah tua. Artinya semakin hari semakin banyak biaya yang akan saya keluarkan untuk tetap menjaga kesehatan. Jadi kesehatan termasuk modal yang harus diinvestasikan.
Ilmu sebagai sarana menyelesaikan masalah –menjawab tantangan-, baik berupa peluang maupun ancaman. Ilmu dapat mempermudah dan mempersingkat pelaksanaan kegiatan dan aktifitas hidup. Ilmu yang perlu dituntut digolongkan menjadi 2 yaitu ilmu agama dan dunia. Ilmu agama berupa tauhid, syariat, tarikat dan hakikat diperoleh dari kajian –ngaji : ngaweruhi jwo dan ibadah dalam arti khusus. Sedangkan ilmu dunia merupakan bagian ilmu yang menunjang kehidupan dunia yang sebenarnya diterapkan juga sebagai ibadah –dalam arti luas. Ilmu dunia akan menunjang pemahaman –kajian- dan pelaksanaan ibadah. Sebaliknya ilmu agama akan memberi arah dan rambu-rambu bagi pengembangan serta pemanfaatan ilmu dunia. Ilmu agama dan dunia bagaikan dua sisi mata uang, two sides of one coin.
Harta menjadi urat nadi dalam menjalani kehidupan dunia. Harta bukanlah segalanya namun sekarang segalanya membutuhkan harta. Harta dapat mendatangkan kebahagian bagi saya meskipun bukan sumber utama kebahagian. Harta akan menjadi penunjang setiap kegiatan manusia di dunia, termasuk saya.
Sedangkan keluarga, tetangga, saudara, teman dan komunitas saya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Mereka hadir dan mewarnai hidup saya dan tidak jarang ikut membentuk kepribadian dan menentukan nasib saya. Seberapapun kuatnya diri saya, saya tetap membutuhkan meraka. Keluarga menjadi inspirasi, tetangga menentramkan hati, saudara bagian curahan kasih sayang dan komunitas adalah kebanggan serta kebahagiaan saya.
Terakhir tetapi terdepan sebagai modal hidup adalah iman. Tanpa iman bagaikan orang hidup tanpa kesadaran, berlari tanpa jalan dan bernafas tanpa udara. Iman memberikan kendali bagi kehidupan. Iman juga menunjukan arah/ tujuan. Iman harga mati yang harus dibayar atas kehidupan.
Bersambung....
Jumat, 24 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar